Jumat, 01 Juli 2011

Kemampuan Azolla Sebagai Sumber Penyumbang N

HUDAINI HASBI
Kepala Azolla Center jember
Penelitian (Batan) dan (IAEA-Wina) menggunakan 15N menunjukkan bahwa Azolla yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae dapat memfiksasi N2-udara dari 70 – 90%. N2-fiksasi yang terakumulasi ini yang dapat digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah.

Tabel 3. Kandungan unsur hara Azolla
Unsur
Jumlah

N
P
K
Ca
Mg
S
Na
Cl
Al
Fe
Mn
Co
Zn

1.96-5.30 (%)
0.16-1.59 (%)
0.31-5.97 (%)
0.45-1.70 (%)
0.22-0.66 (%)
0.22-0.73 (%)
0.16-3.35 (%)
0.16-1.31 (%)
0.62-0.90 (%)
0.04-0.59 (%)
66 – 2944 (ppm)
0.264 (ppm)
26 – 989 (ppm)


Dari beberapa penelitian diperoleh bahwa laju pertumbuhan Azolla adalah 0,355 – 0,390 gram per hari (di laboratorium) dan 0,144 – 0,860 gram per hari (di lapang). Pada umumnya biomassa Azolla maksimum tercapai setelah 14 –28 hari setelah inokulasi.
Dari hasil penelitian Batan  diketahui bahwa dengan menginokulasikan 200 g Azolla segar per m2 maka setelah 3 minggu, Azolla tersebut akan menutupi seluruh permukaan lahan tempat Azolla tersebut ditumbuhkan. Dalam keadaan  ini dapat dihasilkan 30 – 45 kg N/ha berarti sama dengan 100 kg urea. Sedangkan dalam bentuk kompos dibutuhkan 10 ton/ha Ditemukan juga bahwa Azolla tumbuh kembang lebih baik pada musim penghujan daripada musim kemarau.

MACAM DAN KARAKTERISTIK AZOLLA

HUDAINI HASBI
Kepala Azolla Center Jember
Deskripsi anatomis Azolla sp asal eks Karesidenan Besuki (Jember, Bondowoso, Banyuwangi) dominan yang ditemukan di lapang sbb :
1.     Azolla Pinnata
Tanaman Azolla memiliki slender, sedikit cabang, seperti layaknya daun yang panjangnya hanya 1 mm. Setiap tanaman terdiri dari moss dengan slender yang mengambang di permukaan air, akar pendulum yang terletak di bawahnya.Tanaman ini cenderung mengelompok bersama-sama dan sering membentuk “compact mats di permukaan air. Jika tumbuh di daerah yang cukup cahaya, Azolla dapat memproduksi reddish anthocyanin di daun berbeda dengan  bright green carpets of duckweed dan filamentous green algae. Beberapa tanaman Azolla mengambang di permukaan air.Azolla mengembangkan hubungan simbiose dengan Blue Green Agae (BGA),Anabaena azollae. Tanaman azolla merupakan sejenis pakuan air terdiri dari batang utama yang tumbuh di permukaan air dengan daun alternate dan perakaran adventif teratur  sepanjang interval batang.Akar sekunder tumbuh dan berkembang dekat axil daun tertentu.

2. Azolla microphylla
Bentuk Azolla adalah sudut segitiga polygonal dan mengambang di permukaan air secara individu atau bergerombol. Diameter tanaman berkisar antara 0,3 - 1 inchi (1-2,5 cm) bagi spesies kecil seperti Azolla pinnata, sampai 6 inchi (15 cm) atau lebih bagi Azolla nilotica, Azolla filiculoides yang di kembangkan di Hawai awal abad ke-20. Lingkungan ideal bagi Azolla adalah kolam-kolam berisi air segar atau daerah berair/lembab berlumpur.

Untuk lebih jelas anda bisa melihat pada situs kami yang lain berikut ini:









 



Botani Tanaman Azolla

1. Morfologi Tanaman Azolla
Hasbi (2006) mengatakan bahwa Azolla adalah paku air mini ukuran 3-4 cm yang bersimbiosis dengan Cyanobacteria  pemfiksasi N2. Simbiosis ini menyebabkan Azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik. Azolla sudah berabad-abad digunakan di Cina dan Vietnam sebagai sumber N bagi padi sawah. Azolla tumbuh secara alami di Asia, Amerika, dan Eropa.
Hasbi (2005) menyatakan tanaman Azolla memiliki ciri-ciri : batang dan cabang mengapung di air dan bercabang yang susunannya saling tumpang tindih. Akar terdapat pada ruas cabang permukaan batang dan memiliki rambut-rambut akar dan tudung ruas berselubung yang dapat gugur karena usia tua, akar memberi sambungan besar terhadap berat basah total tanaman apabila tanaman Azolla mengandung sedikit simbion (Khan, 1988). Setiap daun Azolla terdiri dari helai daun bawah dan helai daun atas merupakan daun yang bilobus (bagian atas tebal) dan warna hijau mengandung klorofil atas dan bawah yang kontak dengan bagian air tipis warna merah muda. Karena tidak mengandung klorofil. Daun Azolla selalu bergerombol yang menutupi seluruh permukaan tanaman, helaian daun bawah sebagian tenggelam dalam air dan sedikit klorofil. Helaian daun atas di atas permukaan air, mengandung klorofil yang tebal beberapa sel. Setelah tumbuh lebih lama dan berlapis-lapis dan nampak warna yang bermacam-macam. Tapi secara umum berwarna hijau gelap sampai kemerahan. Perbedaan Azolla pinnata dan Azolla microphylla secara umum (untuk lebih jelas silahkan kontak ke e-mail : Putranasa@gmail.com atau beli buku saya yang berjudul" Azolla sebagai pengganti pupuk Urea):

 Klasifikasi Tanaman Azolla
Menurut Riyanto (1993) adalah sebagai berikut :
Divisi             : Pteridophyta
Kelas              : Filicopsida
Ordo               : Salviniales
Famili             : Azollaceae
Genus             : Azolla
Spesies     caroliana, A. pinnata, A. nilotica,A. filiculoides, A mexicana, A. microphylla, A. rubra.
Sub spesies          : A. pinnata subsp. Afirica, A. asiatica, A. pinnata
            Di kenal ada 6 bentuk macam Azolla yang kemudian bisa dibagi menjadi dua kelompok pertama : Azolla meliputi Azolla filiculoides, Azolla caroliana, A mexicana, A microphila. Kelompok yang kedua: Rhizosperma meliputi : Azolla Pinnata, A.nilotica. (Riyanto. 1993)

Syarat Tumbuh Azolla
            Menurut Djojosuwito (2000), menyatakan Azolla dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan vegetatif terjadi dengan cara pemisahan cabang samping dari cabang utama, yang selanjutnya membentuk tumbuhan baru. Pada tumbuhan yang sudah tua Azolla dapat membentuk sporocarp (seperti capsul), yang terletak di bagian bawah daun. Pada umumnya terdapat sepasang sporocarp yaitu microsporocarp dan megasporocarp. Microsporocarp berisi 7-100 microsporangium dan tiap-tiap microsporocarp berisi 36-64 microspora. Megaspora dan microspora berkecambah membentuk microgamet (gamet jantan) megagametofit (gamet betina). Kemudian, gametofit jantan berkembang menjadi sel sperma yang dapat membuahi sel telur gamet betina hasil peleburan gamet jantan dan gametofit betina tumbuh menjadi sporofit yang selanjutnya berkembang menjadi tumbuhan Azolla diploid (proses pertumbuhannya terjadi di dalam air).
            Menurut Akhmadi (1995) mengatakan Pertumbuhan Azolla dapat dipengaruhi oleh beberapa emper diantaranya yaitu sebagai berikut :
            Air merupakan faktor utama pada pertumbuhan Azolla karena Azolla sangat peka terhadap kekeringan. Bila mana dalam pemeliharaannya air dalam keadaan kurang atau berlebihan, maka pertumbuhan Azolla akan kurang baik. Yang dibutuhkan adalah air diatas tanah dengan kedalaman ± 1 cm, pertumbuhan akan baik. Sebab Azolla dapat tumbuh menempel pada tanah yang lembab atau berair. Oleh karena itu Azolla perlu di pelihara di dalam kolam yang kecil selama musim kering atau tidak dapat pengairan.
            Angin merupakan salah satu syarat pertumbuhan dan perkembangan Azolla karena angin mempunyai fungsi dapat mendorong pertumbuhan Azolla selain air di sawah maupun dalam kolam. Angin yang berhembus dengan cepat atau besar dapat menyebabkan tanaman Azolla akan mudah mati, hal ini menyebabkan penimbunan yang tebal antar Azolla yang satu dengan Azolla yang lain.
            Azolla dapat tumbuh dengan baik pada temperatur rata-rata 15-30 OC. Temperatur optimum kira-kira 25 OC untuk Azolla filiculoides, A rubra dan A japonica. Sedangkan emperature di bawah 10 OC pertumbuhan Azolla kurang baik Azolla dapat beradaptasi di atas emperature –5 OC.
            Sinar matahari sama halnya dengan tumbuhan hijau lainnya, Azolla juga butuh sinar matahari sebagai fotosintesis dan nitrogenase. Dimana Azolla yang tumbuh di daerah yang kekurangan sinar matahari akan kurang baik pertumbuhannya. Sedangkan apabila mendapat sinar matahari yang kuat juga kurang baik  Azolla akan menjadi warna merah dan warna merah kecoklatan atau mati. Sedangkan pada musim panas dan dingin Azolla akan menjadi warna merah atau merah kecoklatan. Untuk menghindari hal tersebut diatas kita harus menggunakan naungan agar tumbuhan Azolla dapat tumbuh dengan subur sehingga Azolla akan menjadi hijau. Azolla dapat tumbuh dengan baik pada keadaan air atau tanah sedikit asam dengan pH 4. Sedangkan pada kebutuhan mineral Azolla dapat menyerap nutrisi dari air pada saat Azolla mengapung di air. Sebab phospor yang ditebar dari tanah terurai secara perlahan-lahan oleh air. Tapi populasi azolla yang mengapung di atas air kurang baik menyerap atau mengambil phospor tersebut. Penerapan pupuk phospor akan lebih baik dan efektif untuk meningkatkan pertumbuhan  apabila di semprotkan di atas pertumbuhan Azolla. (Khan, 1988).    
REPRODUKSI AZOLLA
Secara garis besar ada 2 cara yakni :
1.             Secara vegetatif, yaitu fragmentasi bagian tunas/cabang
2.             Secara generatif yaitu dengan biakan spora
a. Siklus Sporophytic Azolla
Dari beberapa jenis Azolla yang ditemukan di lapang ( Jember, Bondowoso dan Banyuwangi) yang dominan adalah Azolla pinnata dan Azolla microphylla yang secara morefologis berbeda dan juga dalam berkompetisi  terhadap unsur hara dan cahaya matahari. Produksi inokulum dilakukan secara vegetatif (vegetative multiplication) yang menimbulkan masalahdalam hal peyimpanan dan pengangkutannya. Untuk lebih jelas silahkan simak di http://psklunmuhjember.blogspot.com




Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa distribusi strain Azolla yang terdeteksi dari hasil survei lapang pada 6 lokasi penelitian ( 2 lokasi Jember; 2 lokasi Banyuawangi dan 2 lokasi Bondowoso) adalah Azolla pinnata dan Azolla microphylla.
Berdasarkan pengamatan di biakan kolam terlihat bahwa sporophyta Azolla  terdiri  dari cabang mengambang yang menopang daun dan perakaran . Simbion Anabaena  hidup di Cavitas daun bagaian bawah ( Aerial dorsal  leaves lobes). Cavitas daun tersebut  juga mengandung sejumlah  lapisan bulu (epidermal hairs). Sel bulu ini digunalkan dalam pertukaran metabolit anata inang (Azolla) dengan simbiont (Anabaena). Salah satu keunikan  simbiosis Azolla-Anabaena adalah ditemukannya   simbiont pada megasopocarp inang (Azolla) selama masa reproduktif  (sexual Life)  seperti pada gambar 13 dibawah ini.


                       Sporophyta                        Vegetatif
                               + Ana                           Reproduktif            Sporophyta
                                                                                                      +Ana

Megasoporocarp                                            Microsporocarp
             + Ana                                                          + Ana


Megasopora                                                  Microsporocarp
+ Ana                                                            + Ana
                                     Gametophyta
                                                   + Ana


                                      ZIGOT                                                                                  EMBRYO
                                       + Ana                                                                                   + Ana
Gambar 13.Siklus Hidup Azolla

Keberlangsungan asosisasi A. azollae dan Azolla telah mengeliminir pendapat bahwa simbiont (Anabaena)  butuh fase hidup bebas (free-living stage). Jadi dari hasil penelitian penulis dkk, telah mengcounter  Postulat Koch’s yang menyatakan bahwa simbiont alga harus diisolasi dan dibiakkan pada fase hidup bebas (free-Living stage) tidak berlaku pada kasus ini. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa Anabaena  azollae  segar terpisah dari beberapa spesimen secara geografis  dan strain azolla menunjukkan adanya kesamaan (identik) dengan antigen tertentu (simbiont). Oleh sebab itu sistem simbiosis Blue Green algae dengan Azolla ini sangat penting bagi budidaya padi sawah di Indonesia dan sekaligus menjadi solusi aternatif baru bagi kelangkaan pupuk Urea bagi petani kita.
Dari hasil inokulasi Azolla dari lapang ke kolam pembiakan didapat sporocarp dengan cara menggabungkannya di kolam biakan dan siklus sexualnya didapat melalui perkecambahan sporophyta baru. Setiap microsoporocarp dewasa mengandung delapan atau lebih microsporangia (gambar 2). Megasopra berkecambah menjadi gametophyta betina (gambar 13) Tahap-Tahap perkembangan embryo menjadi sporophyta muda ditunjukkan pada gambar 13. Meskipun belum tahu factor apa yang menyebabkan Azolla pinnata dan Azolla microphylla bersporulasi, kita tahu bahwa sporocarp dijumpai hanya pada saat musim kering (tanpa hujan) di daerah Besuki (Jember, Bondowoso dan Banyuwangi). Perkecambahan sporophyta membutuhkan suhu antara 25 – 30 oC dan intensitas cahaya 1 – 1,5 klx
            Dari hasil pengamatan di media biakan (kolam biakan) maka proses Sprouting Sporopcarp Azolla pinnata dan A. microphylla dapat dibagi menjadi 3 periode yaitu :
1) Perkecambahan (germination) 2) Screening dan 3) Shooting.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa ada 4 hal yang menjadi persyaratan untuk proses shooting yaitu :
  1. Derajat kematangan sporocarp
  2. Temperatur
  3. Cahaya matahari
  4. Kelembaban (ketersediaan air

Cara perbanyakan Azolla
1. Buatlah stok Azolla dekat rumah dengan bak plastik atau di kolam yang tidak ada ikannya.
2. Semprot stok setiap 3 bulan sekali dengan pupuk P ( 1 sendok makan SP-36 per l air). Sebaiknya Sp-36 digerus halus agar mudah larut dalam air. Stok ini digunakan untuk bibit yang akan ditanam di lapang.
3. Di lapang petak sawah dibatasi dengan bambu seluas 1m2 seperti ditunjukkan pada gambar ini.

Dengan mengaplikasikasikan Azolla 200 g/m2 :
I. Sampai dengan hari ke-5, Azolla akan berkembang, sehingga permukaan lahan tertutup
penuh (batas garis merah)
II. Hari ke-10, menjadi 2 kali lipat (batas garis biru)
III. Hari ke-15, menjadi 4 kali lipat (batas garis coklat)
IV. Hari ke-20, menjadi 8 kali lipat , dst.

Cara Menggunakan Azolla
1. Tebar Azolla bersamaan atau 1 minggu sebelum padi di bibit
2. Setelah lapangan penuh dengan Azolla, lahan dibajak agar Azolla terbenam
3. Selanjutnya dilakukan penaman padi dan Azolla yang tidak terbenam dibiarkan tumbuh.
Azolla yang tumbuh di permukaan ini dapat :
~ mengambil N yang hanyut dan menguap
~ menahan pertumbuhan gulma

 KADAR UNSUR HARA YANG TERKANDUNG DALAM AZOLLA

Tabel Kadar unsur hara Azolla

Unsur
Jumlah

N
P
K
Ca
Mg
S
Na
Cl
Al
Fe
Mn
Co
Zn

1.96-5.30 (%)
0.16-1.59 (%)
0.31-5.97 (%)
0.45-1.70 (%)
0.22-0.66 (%)
0.22-0.73 (%)
0.16-3.35 (%)
0.16-1.31 (%)
0.62-0.90 (%)
0.04-0.59 (%)
66 – 2944 (ppm)
0.264 (ppm)
26 – 989 (ppm)






PROSPEK PEMANFAATAN AZOLLA DI DUNIA PERTANIAN MASA DEPAN

 HUDAINI HASBI
Kepala Azolla Center Jember

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
       Azolla adalah sejenis pakuan air (Aquafern) yang bersama Cyanobacteria mampu menambat N dari atmosfir bebas dan bisa menjadi pupuk N bagi tanaman budidaya.
Akhir-akhir ini hampir semua daerah di Indonesia terkena bencana banjir dan longsor, yang disebabkan oleh deforestrasi, pemakaian pupuk an-organik pada lahan yang tidak bijak oleh masyarakat petani. Semuanya itu berdampak terjadinya degradasi lahan secara drastis  dan pada akhirnya terjadinya penurunan ketahanan pangan nasional.
Keterbatasan produksi pangan nasional khususnya beras berakibat melambungnya harga beras sehingga tidak terjangkau lagi oleh masyarakat kita. Dengan terpaksa akhirnya pemerintah mengambil kebijakan yang tidak populis mengimpor beras. Padahal semua orang tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara agraris yang mempunyai ketahanan pangan kuat di masa lalu (swa sembada beras) bahkan pernah membantu negara afrika yang kelaparan saat itu. Sangatlah ironi saat ini kita menjadi pengimpor beras dari negara lain padahal kita punya potensi dan kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Oleh sebab itu  perlu dilakukan banyak penelitian tentang potensi biodiversiti lokal kita terutama potensi strain Azolla lokal unggulan sebagai bahan pupuk N-organik yang mudah,murah dan banyak ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Dari hasil penelitian dasar terdahulu penulis menemukan ± 27 strain Azolla lokal daerah Besuki, dimana ada 1 strain Azolla lokal yang unggul yakni dari jenis Azolla microphylla yang ditemukan didaerah Kalibaru kulon, Banyuwangi. Keunggulan strain ini disamping kadar N, kadar P-nya juga lebih tinggi dari 26 strain lainnya.
Masalah utama saat ini belum ada data yang lengkap dan akurat mengenai Informasi, peta dan potensi Azolla lokal yang tersebar di negara kita ini, khususnya daerah Jawa Timur dan belum terpecahkan misteri mekanisme serapan N-Azolla oleh tanaman secara tuntas.
Indonesia adalah Negara besar, ironisnya mengapa kita bisa kalah dari negara tetangga kita seperti Vietnam dalam pengelolaan Azolla dan produksi beras, yang selama ini banyak belajar dari kita? Oleh sebab itu penulis merasa terpanggil untuk membantu memberi informasi ilmiah tentang potensi strain Azolla lokal unggul yang ada di daerah   eks karesidenan Besuki,Jawa Timur sebagai bahan baku pupuk N-organik yang mudah, murah dan terjangkau oleh masyarakat tani kita dan muara akhirnya adalah ketahanan pangan nasional.




II. Prospek Penggunaan Azolla di masa depan

Menurut Eskew (1987) lebih dari  80% N bebas diderivasi oleh Azolla lewat simbiosenya dengan Anabaena azollae dari atmosfir. Lebih lanjut dikatakan bahwa studi tentang N-Azolla ini berpeluang mengoptimalkan ketersediaan N bagi tanaman padi sawah. Oleh sebab itu perlu studi untuk menguji interaksi N-anorganik dan azolla yang dibutuhkan.
Baillonville et.al. (1997); Lumpkin et. al. (1998) menemukan bahwa Azolla pinnata memberikan peningkatan hasil terbaik dibandingkan Azolla filiculloides, meskipun telah mengakumulasi lebih banyak N. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan kecepatan dekomposisi yang berhubungan dengan komposisi kimia
Dari beberapa penelitian yang dilakukan penulis (Hasbi dan Ahmadi,2002) diketahui bahwa penggunaan N-labelled Azolla berpengaruh nyata terhadap umur kultur dan komposisi kimia bagi ketersediaan N-Azolla pada tanaman padi sawah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 24 kg N terfiksasi selama 26 hari.
Sementara itu menurut Xiao (1997), dalam hubungannya dengan dekomposisi ketersediaan N- Azolla secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan N-Milk Vetch. Hanya lebih kurang 20% N-Azolla yang mampu diserap tanaman padi dan 74%nya tertinggal di dalam tanah, sedangkan N-Milk Veltch hanya 42 dan 46%.
Menurut Liu (1999) sekitar 450 kg N-atmosfir difiksasi oleh Azolla tiap tahun. Namun bagaimana proses penambatan N2 bebas oleh azolla, apakah dilepas(release) atau dieksret (excreted) dan di ambil oleh mikroorganisme lain (spt : leuna, salvinia) dan berapa lama waktu yang diperlukan belum diketahui dengan baik.
Efisiensi penggunaan Azolla membutuhkan pengetahuan tentang dekomposisi dan transformasi bagaimana pengaruhnya pada tanaman. Meskipun pengaruh positif Azolla pada hasil padi sawah dan sifat fisik tanah telah banyak diteliti dan dibuktikan, namun reaksi utama Azolla dalam tanah belum diketahui dengan jelas. Disamping itu juga sangat sedikit data yang tersedia tentang sebaran original Azolla dan rantai residual C dan N. (Xiao, et al., 1997)
Beberapa hasil penelitian terhadap sifat fisiologis Azolla dan Anabaena azollae berhubungan dengan distribusinya di berbagai tempat di penjuru dunia. Sifat fisiologi Azolla terfokus pada keberadaan mega-mikrosporocarp-nya dalam mempertahankan jenisnya sedangkan Anabaena azollae pada akinete-nya. Pada masa siklus reproduktif sexual, Azolla membentuk megasporocarp dan mkrosporocarp, sedangkan akinete dari simbiont Anabaena azollae terbentuk didalam sporocarp Azolla (Zhi, 1999).
Di bawah kondisi ideal spora pakuan air ini dan akinetet Cyanobacteria akan berkecambah dan bersinkronisasi membentuk tubuh simbiotik baru (New symbiotic bodies). Hampir tidak diketahui secara baik tentang bagaimana Azolla dan Anabaena mengkoordinir pertumbuhan dan perkembangan mereka di alam. Zhi. et. al. (1999) melakukan penelitian pendahuluan dalam menjawab pertanyaan tersebut dengan cara mengisolasi akinete, preservasi dan germinasi menggunakan Azolla yang terisolasi di laboratorium sebagai bahan uji. Mereka menggunakan medium N-bebas BG-11, untuk membudidaya akinetet  sehingga menjadi menjadi medium sporulasi standard.
Ada banyak contoh tanaman, bakteri dan alga yang membentuk asosiasi patnernya. pemisahan akan berakibat  matinya salah satu simbiose intim (marriages) satu sama lainnya. Pada beberapa kasus hubungan tersebut dikatakan hanya satu sisi saja. Dengan hanya satu patner saja yang mengambil keuntungan. Hubungan ini sering bersifat parasitic, khususnya jika patner yang tidak menguntungkan merupakan hubungan yang merugikan.Hubungan yang lain adalah simbiose mutualisma yang saling menguntungkan. Contoh :Alga dan fungi hidup bersama disebut lichenes, dan bakteri yang menambat nitrogen  hidup bersimbiose dengan nodul akar tanaman legum.Tapi hanya satu dari banyak fenomena perkawinan antar tanaman yakni pakuan air (Azolla) dan filamentous blue green alga atau cyanobacteria (Anabaena azollae).Mereka tumbuh bersama pada permukaan air atau kolam di daerah tropis dan temperate zone. Di Sandiego /Amerika) banyak dijumpai Azolla seperti karpet merah (Azolla filiculoides) selama musim gugur.
Gambar 1. Azolla microphylla di medium biakan
(sumber : Hasbi dkk, 2006)
CATATAN:
Pembiakan Azolla di kolam bias dilakukan dengan mempersiapkan lahan tanam persis seperti pengolahan tanah untuk bertanam padi Cuma ketebalan tanah kolam dari  dasar antara 7-10 cm, lalu diberi pupuk dasar N,P dan K, dan di genangi dengan air dan jangan dibiarkan kering. Bila strain didapat dari lapang jangan langsung di tanam langsung di kolam besar yang terkena sinar matahari langsung. Sebaiknya di adaptasikan dulu di kolam kecil untuk diadaptasikan dengan lingkungan yang baru. Lalu baru ditransplanting ke kolam induk

Daerah yang bewarna hijau muda merupakan massa filamentous green alga, mougeotia and Spirogyra. Hasil pengamatan mikroskop, filament Anabaena ternyata terletak dibawah kavitas daun Azolla, Azolla juga mudah dipelihara di aquarium kultur dan sangat baik sebagai sumber sell prokayotik dan heterokista untuk laboratorium biologi untuk mempelajari struktur dan fungsi sell.Disamping itu Azolla dan pasangannya, Anabaena mampu meningkatkan produksi-padi(Amstrong,2001)