HUDAINI HASBI
Kepala Azolla Center Jember
Deskripsi anatomis Azolla sp asal eks Karesidenan Besuki (Jember, Bondowoso, Banyuwangi) dominan yang ditemukan di lapang sbb :
1. Azolla Pinnata
Tanaman Azolla memiliki slender, sedikit cabang, seperti layaknya daun yang panjangnya hanya 1 mm. Setiap tanaman terdiri dari moss dengan slender yang mengambang di permukaan air, akar pendulum yang terletak di bawahnya.Tanaman ini cenderung mengelompok bersama-sama dan sering membentuk “compact mats di permukaan air. Jika tumbuh di daerah yang cukup cahaya, Azolla dapat memproduksi reddish anthocyanin di daun berbeda dengan bright green carpets of duckweed dan filamentous green algae. Beberapa tanaman Azolla mengambang di permukaan air.Azolla mengembangkan hubungan simbiose dengan Blue Green Agae (BGA),Anabaena azollae. Tanaman azolla merupakan sejenis pakuan air terdiri dari batang utama yang tumbuh di permukaan air dengan daun alternate dan perakaran adventif teratur sepanjang interval batang.Akar sekunder tumbuh dan berkembang dekat axil daun tertentu.
2. Azolla microphylla
Bentuk Azolla adalah sudut segitiga polygonal dan mengambang di permukaan air secara individu atau bergerombol. Diameter tanaman berkisar antara 0,3 - 1 inchi (1-2,5 cm) bagi spesies kecil seperti Azolla pinnata, sampai 6 inchi (15 cm) atau lebih bagi Azolla nilotica, Azolla filiculoides yang di kembangkan di Hawai awal abad ke-20. Lingkungan ideal bagi Azolla adalah kolam-kolam berisi air segar atau daerah berair/lembab berlumpur.
Untuk lebih jelas anda bisa melihat pada situs kami yang lain berikut ini:
Botani Tanaman Azolla
1. Morfologi Tanaman Azolla
Hasbi (2006) mengatakan bahwa Azolla adalah paku air mini ukuran 3-4 cm yang bersimbiosis dengan Cyanobacteria pemfiksasi N2. Simbiosis ini menyebabkan Azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik. Azolla sudah berabad-abad digunakan di Cina dan Vietnam sebagai sumber N bagi padi sawah. Azolla tumbuh secara alami di Asia, Amerika, dan Eropa.
Hasbi (2005) menyatakan tanaman Azolla memiliki ciri-ciri : batang dan cabang mengapung di air dan bercabang yang susunannya saling tumpang tindih. Akar terdapat pada ruas cabang permukaan batang dan memiliki rambut-rambut akar dan tudung ruas berselubung yang dapat gugur karena usia tua, akar memberi sambungan besar terhadap berat basah total tanaman apabila tanaman Azolla mengandung sedikit simbion (Khan, 1988). Setiap daun Azolla terdiri dari helai daun bawah dan helai daun atas merupakan daun yang bilobus (bagian atas tebal) dan warna hijau mengandung klorofil atas dan bawah yang kontak dengan bagian air tipis warna merah muda. Karena tidak mengandung klorofil. Daun Azolla selalu bergerombol yang menutupi seluruh permukaan tanaman, helaian daun bawah sebagian tenggelam dalam air dan sedikit klorofil. Helaian daun atas di atas permukaan air, mengandung klorofil yang tebal beberapa sel. Setelah tumbuh lebih lama dan berlapis-lapis dan nampak warna yang bermacam-macam. Tapi secara umum berwarna hijau gelap sampai kemerahan. Perbedaan Azolla pinnata dan Azolla microphylla secara umum (untuk lebih jelas silahkan kontak ke e-mail : Putranasa@gmail.com atau beli buku saya yang berjudul" Azolla sebagai pengganti pupuk Urea):
Klasifikasi Tanaman Azolla
Menurut Riyanto (1993) adalah sebagai berikut :
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Salviniales
Famili : Azollaceae
Genus : Azolla
Spesies caroliana, A. pinnata, A. nilotica,A. filiculoides, A mexicana, A. microphylla, A. rubra.
Sub spesies : A. pinnata subsp. Afirica, A. asiatica, A. pinnata
Di kenal ada 6 bentuk macam Azolla yang kemudian bisa dibagi menjadi dua kelompok pertama : Azolla meliputi Azolla filiculoides, Azolla caroliana, A mexicana, A microphila. Kelompok yang kedua: Rhizosperma meliputi : Azolla Pinnata, A.nilotica. (Riyanto. 1993)
Syarat Tumbuh Azolla
Menurut Djojosuwito (2000), menyatakan Azolla dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan vegetatif terjadi dengan cara pemisahan cabang samping dari cabang utama, yang selanjutnya membentuk tumbuhan baru. Pada tumbuhan yang sudah tua Azolla dapat membentuk sporocarp (seperti capsul), yang terletak di bagian bawah daun. Pada umumnya terdapat sepasang sporocarp yaitu microsporocarp dan megasporocarp. Microsporocarp berisi 7-100 microsporangium dan tiap-tiap microsporocarp berisi 36-64 microspora. Megaspora dan microspora berkecambah membentuk microgamet (gamet jantan) megagametofit (gamet betina). Kemudian, gametofit jantan berkembang menjadi sel sperma yang dapat membuahi sel telur gamet betina hasil peleburan gamet jantan dan gametofit betina tumbuh menjadi sporofit yang selanjutnya berkembang menjadi tumbuhan Azolla diploid (proses pertumbuhannya terjadi di dalam air).
Menurut Akhmadi (1995) mengatakan Pertumbuhan Azolla dapat dipengaruhi oleh beberapa emper diantaranya yaitu sebagai berikut :
Air merupakan faktor utama pada pertumbuhan Azolla karena Azolla sangat peka terhadap kekeringan. Bila mana dalam pemeliharaannya air dalam keadaan kurang atau berlebihan, maka pertumbuhan Azolla akan kurang baik. Yang dibutuhkan adalah air diatas tanah dengan kedalaman ± 1 cm, pertumbuhan akan baik. Sebab Azolla dapat tumbuh menempel pada tanah yang lembab atau berair. Oleh karena itu Azolla perlu di pelihara di dalam kolam yang kecil selama musim kering atau tidak dapat pengairan.
Angin merupakan salah satu syarat pertumbuhan dan perkembangan Azolla karena angin mempunyai fungsi dapat mendorong pertumbuhan Azolla selain air di sawah maupun dalam kolam. Angin yang berhembus dengan cepat atau besar dapat menyebabkan tanaman Azolla akan mudah mati, hal ini menyebabkan penimbunan yang tebal antar Azolla yang satu dengan Azolla yang lain.
Azolla dapat tumbuh dengan baik pada temperatur rata-rata 15-30 OC. Temperatur optimum kira-kira 25 OC untuk Azolla filiculoides, A rubra dan A japonica. Sedangkan emperature di bawah 10 OC pertumbuhan Azolla kurang baik Azolla dapat beradaptasi di atas emperature –5 OC.
Sinar matahari sama halnya dengan tumbuhan hijau lainnya, Azolla juga butuh sinar matahari sebagai fotosintesis dan nitrogenase. Dimana Azolla yang tumbuh di daerah yang kekurangan sinar matahari akan kurang baik pertumbuhannya. Sedangkan apabila mendapat sinar matahari yang kuat juga kurang baik Azolla akan menjadi warna merah dan warna merah kecoklatan atau mati. Sedangkan pada musim panas dan dingin Azolla akan menjadi warna merah atau merah kecoklatan. Untuk menghindari hal tersebut diatas kita harus menggunakan naungan agar tumbuhan Azolla dapat tumbuh dengan subur sehingga Azolla akan menjadi hijau. Azolla dapat tumbuh dengan baik pada keadaan air atau tanah sedikit asam dengan pH 4. Sedangkan pada kebutuhan mineral Azolla dapat menyerap nutrisi dari air pada saat Azolla mengapung di air. Sebab phospor yang ditebar dari tanah terurai secara perlahan-lahan oleh air. Tapi populasi azolla yang mengapung di atas air kurang baik menyerap atau mengambil phospor tersebut. Penerapan pupuk phospor akan lebih baik dan efektif untuk meningkatkan pertumbuhan apabila di semprotkan di atas pertumbuhan Azolla. (Khan, 1988).
REPRODUKSI AZOLLA
Secara garis besar ada 2 cara yakni :
1. Secara vegetatif, yaitu fragmentasi bagian tunas/cabang
2. Secara generatif yaitu dengan biakan spora
a. Siklus Sporophytic Azolla
Dari beberapa jenis Azolla yang ditemukan di lapang ( Jember, Bondowoso dan Banyuwangi) yang dominan adalah Azolla pinnata dan Azolla microphylla yang secara morefologis berbeda dan juga dalam berkompetisi terhadap unsur hara dan cahaya matahari. Produksi inokulum dilakukan secara vegetatif (vegetative multiplication) yang menimbulkan masalahdalam hal peyimpanan dan pengangkutannya. Untuk lebih jelas silahkan simak di http://psklunmuhjember.blogspot.com
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa distribusi strain Azolla yang terdeteksi dari hasil survei lapang pada 6 lokasi penelitian ( 2 lokasi Jember; 2 lokasi Banyuawangi dan 2 lokasi Bondowoso) adalah Azolla pinnata dan Azolla microphylla.
Berdasarkan pengamatan di biakan kolam terlihat bahwa sporophyta Azolla terdiri dari cabang mengambang yang menopang daun dan perakaran . Simbion Anabaena hidup di Cavitas daun bagaian bawah ( Aerial dorsal leaves lobes). Cavitas daun tersebut juga mengandung sejumlah lapisan bulu (epidermal hairs). Sel bulu ini digunalkan dalam pertukaran metabolit anata inang (Azolla) dengan simbiont (Anabaena). Salah satu keunikan simbiosis Azolla-Anabaena adalah ditemukannya simbiont pada megasopocarp inang (Azolla) selama masa reproduktif (sexual Life) seperti pada gambar 13 dibawah ini.
Sporophyta Vegetatif
+ Ana Reproduktif Sporophyta +Ana
Megasoporocarp Microsporocarp
+ Ana + Ana
Megasopora Microsporocarp
+ Ana + Ana
Gametophyta
+ Ana
ZIGOT EMBRYO
+ Ana + Ana
Gambar 13.Siklus Hidup Azolla
Keberlangsungan asosisasi A. azollae dan Azolla telah mengeliminir pendapat bahwa simbiont (Anabaena) butuh fase hidup bebas (free-living stage). Jadi dari hasil penelitian penulis dkk, telah mengcounter Postulat Koch’s yang menyatakan bahwa simbiont alga harus diisolasi dan dibiakkan pada fase hidup bebas (free-Living stage) tidak berlaku pada kasus ini. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa Anabaena azollae segar terpisah dari beberapa spesimen secara geografis dan strain azolla menunjukkan adanya kesamaan (identik) dengan antigen tertentu (simbiont). Oleh sebab itu sistem simbiosis Blue Green algae dengan Azolla ini sangat penting bagi budidaya padi sawah di Indonesia dan sekaligus menjadi solusi aternatif baru bagi kelangkaan pupuk Urea bagi petani kita.
Dari hasil inokulasi Azolla dari lapang ke kolam pembiakan didapat sporocarp dengan cara menggabungkannya di kolam biakan dan siklus sexualnya didapat melalui perkecambahan sporophyta baru. Setiap microsoporocarp dewasa mengandung delapan atau lebih microsporangia (gambar 2). Megasopra berkecambah menjadi gametophyta betina (gambar 13) Tahap-Tahap perkembangan embryo menjadi sporophyta muda ditunjukkan pada gambar 13. Meskipun belum tahu factor apa yang menyebabkan Azolla pinnata dan Azolla microphylla bersporulasi, kita tahu bahwa sporocarp dijumpai hanya pada saat musim kering (tanpa hujan) di daerah Besuki (Jember, Bondowoso dan Banyuwangi). Perkecambahan sporophyta membutuhkan suhu antara 25 – 30 oC dan intensitas cahaya 1 – 1,5 klx
Dari hasil pengamatan di media biakan (kolam biakan) maka proses Sprouting Sporopcarp Azolla pinnata dan A. microphylla dapat dibagi menjadi 3 periode yaitu :
1) Perkecambahan (germination) 2) Screening dan 3) Shooting.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa ada 4 hal yang menjadi persyaratan untuk proses shooting yaitu :
- Derajat kematangan sporocarp
- Temperatur
- Cahaya matahari
- Kelembaban (ketersediaan air
Cara perbanyakan Azolla
1. Buatlah stok Azolla dekat rumah dengan bak plastik atau di kolam yang tidak ada ikannya.
2. Semprot stok setiap 3 bulan sekali dengan pupuk P ( 1 sendok makan SP-36 per l air). Sebaiknya Sp-36 digerus halus agar mudah larut dalam air. Stok ini digunakan untuk bibit yang akan ditanam di lapang.
3. Di lapang petak sawah dibatasi dengan bambu seluas 1m2 seperti ditunjukkan pada gambar ini.
Dengan mengaplikasikasikan Azolla 200 g/m2 :
I. Sampai dengan hari ke-5, Azolla akan berkembang, sehingga permukaan lahan tertutup
penuh (batas garis merah)
II. Hari ke-10, menjadi 2 kali lipat (batas garis biru)
III. Hari ke-15, menjadi 4 kali lipat (batas garis coklat)
IV. Hari ke-20, menjadi 8 kali lipat , dst.
Cara Menggunakan Azolla
1. Tebar Azolla bersamaan atau 1 minggu sebelum padi di bibit
2. Setelah lapangan penuh dengan Azolla, lahan dibajak agar Azolla terbenam
3. Selanjutnya dilakukan penaman padi dan Azolla yang tidak terbenam dibiarkan tumbuh.
Azolla yang tumbuh di permukaan ini dapat :
~ mengambil N yang hanyut dan menguap
~ menahan pertumbuhan gulma
KADAR UNSUR HARA YANG TERKANDUNG DALAM AZOLLA
Tabel Kadar unsur hara Azolla
Unsur | Jumlah
|
N P K Ca Mg S Na Cl Al Fe Mn Co Zn
| 1.96-5.30 (%) 0.16-1.59 (%) 0.31-5.97 (%) 0.45-1.70 (%) 0.22-0.66 (%) 0.22-0.73 (%) 0.16-3.35 (%) 0.16-1.31 (%) 0.62-0.90 (%) 0.04-0.59 (%) 66 – 2944 (ppm) 0.264 (ppm) 26 – 989 (ppm)
|