Jumat, 01 Juli 2011

PROSPEK PEMANFAATAN AZOLLA DI DUNIA PERTANIAN MASA DEPAN

 HUDAINI HASBI
Kepala Azolla Center Jember

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
       Azolla adalah sejenis pakuan air (Aquafern) yang bersama Cyanobacteria mampu menambat N dari atmosfir bebas dan bisa menjadi pupuk N bagi tanaman budidaya.
Akhir-akhir ini hampir semua daerah di Indonesia terkena bencana banjir dan longsor, yang disebabkan oleh deforestrasi, pemakaian pupuk an-organik pada lahan yang tidak bijak oleh masyarakat petani. Semuanya itu berdampak terjadinya degradasi lahan secara drastis  dan pada akhirnya terjadinya penurunan ketahanan pangan nasional.
Keterbatasan produksi pangan nasional khususnya beras berakibat melambungnya harga beras sehingga tidak terjangkau lagi oleh masyarakat kita. Dengan terpaksa akhirnya pemerintah mengambil kebijakan yang tidak populis mengimpor beras. Padahal semua orang tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara agraris yang mempunyai ketahanan pangan kuat di masa lalu (swa sembada beras) bahkan pernah membantu negara afrika yang kelaparan saat itu. Sangatlah ironi saat ini kita menjadi pengimpor beras dari negara lain padahal kita punya potensi dan kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Oleh sebab itu  perlu dilakukan banyak penelitian tentang potensi biodiversiti lokal kita terutama potensi strain Azolla lokal unggulan sebagai bahan pupuk N-organik yang mudah,murah dan banyak ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Dari hasil penelitian dasar terdahulu penulis menemukan ± 27 strain Azolla lokal daerah Besuki, dimana ada 1 strain Azolla lokal yang unggul yakni dari jenis Azolla microphylla yang ditemukan didaerah Kalibaru kulon, Banyuwangi. Keunggulan strain ini disamping kadar N, kadar P-nya juga lebih tinggi dari 26 strain lainnya.
Masalah utama saat ini belum ada data yang lengkap dan akurat mengenai Informasi, peta dan potensi Azolla lokal yang tersebar di negara kita ini, khususnya daerah Jawa Timur dan belum terpecahkan misteri mekanisme serapan N-Azolla oleh tanaman secara tuntas.
Indonesia adalah Negara besar, ironisnya mengapa kita bisa kalah dari negara tetangga kita seperti Vietnam dalam pengelolaan Azolla dan produksi beras, yang selama ini banyak belajar dari kita? Oleh sebab itu penulis merasa terpanggil untuk membantu memberi informasi ilmiah tentang potensi strain Azolla lokal unggul yang ada di daerah   eks karesidenan Besuki,Jawa Timur sebagai bahan baku pupuk N-organik yang mudah, murah dan terjangkau oleh masyarakat tani kita dan muara akhirnya adalah ketahanan pangan nasional.




II. Prospek Penggunaan Azolla di masa depan

Menurut Eskew (1987) lebih dari  80% N bebas diderivasi oleh Azolla lewat simbiosenya dengan Anabaena azollae dari atmosfir. Lebih lanjut dikatakan bahwa studi tentang N-Azolla ini berpeluang mengoptimalkan ketersediaan N bagi tanaman padi sawah. Oleh sebab itu perlu studi untuk menguji interaksi N-anorganik dan azolla yang dibutuhkan.
Baillonville et.al. (1997); Lumpkin et. al. (1998) menemukan bahwa Azolla pinnata memberikan peningkatan hasil terbaik dibandingkan Azolla filiculloides, meskipun telah mengakumulasi lebih banyak N. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan kecepatan dekomposisi yang berhubungan dengan komposisi kimia
Dari beberapa penelitian yang dilakukan penulis (Hasbi dan Ahmadi,2002) diketahui bahwa penggunaan N-labelled Azolla berpengaruh nyata terhadap umur kultur dan komposisi kimia bagi ketersediaan N-Azolla pada tanaman padi sawah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 24 kg N terfiksasi selama 26 hari.
Sementara itu menurut Xiao (1997), dalam hubungannya dengan dekomposisi ketersediaan N- Azolla secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan N-Milk Vetch. Hanya lebih kurang 20% N-Azolla yang mampu diserap tanaman padi dan 74%nya tertinggal di dalam tanah, sedangkan N-Milk Veltch hanya 42 dan 46%.
Menurut Liu (1999) sekitar 450 kg N-atmosfir difiksasi oleh Azolla tiap tahun. Namun bagaimana proses penambatan N2 bebas oleh azolla, apakah dilepas(release) atau dieksret (excreted) dan di ambil oleh mikroorganisme lain (spt : leuna, salvinia) dan berapa lama waktu yang diperlukan belum diketahui dengan baik.
Efisiensi penggunaan Azolla membutuhkan pengetahuan tentang dekomposisi dan transformasi bagaimana pengaruhnya pada tanaman. Meskipun pengaruh positif Azolla pada hasil padi sawah dan sifat fisik tanah telah banyak diteliti dan dibuktikan, namun reaksi utama Azolla dalam tanah belum diketahui dengan jelas. Disamping itu juga sangat sedikit data yang tersedia tentang sebaran original Azolla dan rantai residual C dan N. (Xiao, et al., 1997)
Beberapa hasil penelitian terhadap sifat fisiologis Azolla dan Anabaena azollae berhubungan dengan distribusinya di berbagai tempat di penjuru dunia. Sifat fisiologi Azolla terfokus pada keberadaan mega-mikrosporocarp-nya dalam mempertahankan jenisnya sedangkan Anabaena azollae pada akinete-nya. Pada masa siklus reproduktif sexual, Azolla membentuk megasporocarp dan mkrosporocarp, sedangkan akinete dari simbiont Anabaena azollae terbentuk didalam sporocarp Azolla (Zhi, 1999).
Di bawah kondisi ideal spora pakuan air ini dan akinetet Cyanobacteria akan berkecambah dan bersinkronisasi membentuk tubuh simbiotik baru (New symbiotic bodies). Hampir tidak diketahui secara baik tentang bagaimana Azolla dan Anabaena mengkoordinir pertumbuhan dan perkembangan mereka di alam. Zhi. et. al. (1999) melakukan penelitian pendahuluan dalam menjawab pertanyaan tersebut dengan cara mengisolasi akinete, preservasi dan germinasi menggunakan Azolla yang terisolasi di laboratorium sebagai bahan uji. Mereka menggunakan medium N-bebas BG-11, untuk membudidaya akinetet  sehingga menjadi menjadi medium sporulasi standard.
Ada banyak contoh tanaman, bakteri dan alga yang membentuk asosiasi patnernya. pemisahan akan berakibat  matinya salah satu simbiose intim (marriages) satu sama lainnya. Pada beberapa kasus hubungan tersebut dikatakan hanya satu sisi saja. Dengan hanya satu patner saja yang mengambil keuntungan. Hubungan ini sering bersifat parasitic, khususnya jika patner yang tidak menguntungkan merupakan hubungan yang merugikan.Hubungan yang lain adalah simbiose mutualisma yang saling menguntungkan. Contoh :Alga dan fungi hidup bersama disebut lichenes, dan bakteri yang menambat nitrogen  hidup bersimbiose dengan nodul akar tanaman legum.Tapi hanya satu dari banyak fenomena perkawinan antar tanaman yakni pakuan air (Azolla) dan filamentous blue green alga atau cyanobacteria (Anabaena azollae).Mereka tumbuh bersama pada permukaan air atau kolam di daerah tropis dan temperate zone. Di Sandiego /Amerika) banyak dijumpai Azolla seperti karpet merah (Azolla filiculoides) selama musim gugur.
Gambar 1. Azolla microphylla di medium biakan
(sumber : Hasbi dkk, 2006)
CATATAN:
Pembiakan Azolla di kolam bias dilakukan dengan mempersiapkan lahan tanam persis seperti pengolahan tanah untuk bertanam padi Cuma ketebalan tanah kolam dari  dasar antara 7-10 cm, lalu diberi pupuk dasar N,P dan K, dan di genangi dengan air dan jangan dibiarkan kering. Bila strain didapat dari lapang jangan langsung di tanam langsung di kolam besar yang terkena sinar matahari langsung. Sebaiknya di adaptasikan dulu di kolam kecil untuk diadaptasikan dengan lingkungan yang baru. Lalu baru ditransplanting ke kolam induk

Daerah yang bewarna hijau muda merupakan massa filamentous green alga, mougeotia and Spirogyra. Hasil pengamatan mikroskop, filament Anabaena ternyata terletak dibawah kavitas daun Azolla, Azolla juga mudah dipelihara di aquarium kultur dan sangat baik sebagai sumber sell prokayotik dan heterokista untuk laboratorium biologi untuk mempelajari struktur dan fungsi sell.Disamping itu Azolla dan pasangannya, Anabaena mampu meningkatkan produksi-padi(Amstrong,2001)

 

4 komentar:

  1. Permisi Pak Hasbi...
    Bagi teman-teman yang ada di jember atau di jawa timur ataupun di kota seluruh indonesia yang ingin atau berminat membeli bibit Azolla Microphylla saya bisa membantu,
    silahkan sms ke 085749217035

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. silahkan hubungi nomor ini 085749217035, harga pasarannya biasanya Rp.25.000/kg.

      Hapus